Greysia Polii sempat menyerah hingga nyaris “mati” setelah kejadian Olimpiade London 2012. Greysia lantas bangkit hingga menembus garis batasnya.
Greysia mengalami momen naik turun dalam menjalani karier sebagai pebulutangkis. London 2012 jadi momen paling buruk selama hidupnya karena tudingan main sabun.
Greysia yang saat itu berpasangan dengan Meiliana Jauhari melewati Olimpiade dengan catatan buruk. Mereka dinilai tak bermain sungguh-sungguh sampai akhirnya diganjar kartu hitam oleh wasit yang memimpin pertandingan. Laga itu membawa mereka pada vonis bersalah dan didepak dari Olimpiade 2012.
Greysia mengakui itu adalah titik terendah dalam kehidupannya. Tapi ia beruntung karena masih ada sedikit orang yang percaya kepadanya, sampai akhirnya ia berhasil mencapai titik kesuksesannya. Bahkan menembus garis batas yang semula dirasakannya sudah tak mungkin.
Greysia meraih medali emas, sekaligus mengukir sejarah sebagai ganda putri pertama dari Indonesia yang menjuarai Olimpiade.
“Waktu itu bisa dikatakan hampir mati jiwanya, motivasinya, bahkan sudah mati jiwanya saat itu. Tapi waktu tahu hidup berjalan terus dan dikasih napas dari Tuhan, saya masih punya kesempatan untuk memaknai hidup ini,” kata Greysia seperti dikutip dalam Detik Sore, Senin (1/7/2024).
Baca juga: Kisah Greysia Polii Motivasi Anthony Ginting Lolos ke Olimpiade Paris 2024 |
Greysia mengaku sempat ingin memutuskan berhenti dari bulutangkis, tapi sosok mama membuka pikiran dan jiwanya.
“Balik lagi mama kasih tahu karena itu sudah menjadi masalah domestik dan internasional. Dan saya memang pernah bilang mau berhenti. Tapi mama bilang ‘Kamu mau jadi apa? domestik dan internasional memang ada yang mau? Kamu sudah menjadi pecundang, dan usia saya juga saat itu sudah 25 tahun. Akhirnya saya berdamai pada diri sendiri.”
“Ada sedikit orang yang yang masih percaya kepada saya dan Pelatnas PBSI saat itu masih kasih rumah buat saya. Mereka bilang, ‘Greys selama hukuman kamu di Pelatnas saja’. Karena ada kepercayaan dari sedikit orang itu, akhirnya saya pikir ini tanggung jawab dan saya harus melanjutkan kehidupan. Jadi dari mulai latihan itu sudah semangat lagi. Tak menyerah,” lanjutnya.
“Makanya di buku (Menembus Garis Batas) itu justru awalnya menceritakan mama bahwa bagaimana seorang ibu membesarkan anaknya. Jadi buku itu bukan hanya untuk anak-anaknya tapi ada perjuangan orang tua, jadi memang semuanya tercakup di buku tersebut,” kata Greysia menyoal peran ibunda, Evie Pakasi.
Greysia pun berhara cerita perjuangannya dapat memotivasi banyak orang termasuk atlet-atlet yang kini sedang berjuang, terutama di pelosok-pelosok daerah.
“Ya itu my lowest poin in life. Makanya saat saya memaknai perjalanan saya untuk ke olimpiade itu begitu susahnya. Tapi pada akhirnya berbagi cerita. Ini kan berbagi ketika saya diterpa cedera, lalu ada the lowest poin pada 2012. Apa yang ada di dalam hati saya, kenapa masih mau berjuang untuk bangsa dan keluarga, itu yang perlu diceritakan agar orang yang membaca lebih kuat menjalani kehidupan masing-masing,” pungkasnya.
Baca juga: Buku Menembus Garis Batas di Mata Apriyani Rahayu: Penuh Kisah Inspiratif |